KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan keridhoan- Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Perencanaan Lapangan
Terbang ini dengan baik, walaupun mungkin dalam
bentuk ataupun sistematika penulisannya, belum sepenuhnya benar.
Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana
sebagai penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang, dan
sebagai bahan pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas. Sehingga kritik dan saran dari Dosen
Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu
penulis, dalam menyelesaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bandar udara (disingkat: Bandara)
atau Pelabuhan Udara merupakan
sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain,
baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari
ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah
area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi
bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk
menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal
penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa
didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I
bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang.
Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara
bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya,
berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran,
dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara
selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal
lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar
udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar
udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan),
Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan),
Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Fasilitas bandar udara
yang terpenting adalah:
Ø
Sisi Udara
(Air Side)
·
Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis
yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang
landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani
Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup
600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspak, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30
meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet
kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang
ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar
45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10,
B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu
landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
·
Apron
adalah tempat
parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi
apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari
pesawat
·
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
·
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
·
Juga ada fuel service untuk
mengisi bahan bakar avtur.
Ø Sisi Darat (Land Side)
·
Terminal
bandar udara atau concourse adalah
pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai
bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine)
untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta
berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang
masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar
udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
·
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
·
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas
dalam maklah ini adalah tentang salah satu komponen Lapangan Terbang yaitu
Landas Pacu / Runway (R/W), sebagai berikut:
1.
PENGERTIAN
2.
PENAMAAN
3.
TEKNIS
4.
PEMELIHARAAN
5.
KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU
C. TUJUAN PERENCANAAN
1. Menguatkan pemahaman tentang salah satu
komponen lapangan terbang yaitu Landas Pacu / Runway
2. Untuk mengkaji secara meendalam mengenai
landas pacu.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam rangka penyusunan makalah ini, penulis telah mengunakan metode
penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari
sumber-sumber tertulis, seperti buku-buku yang membahas masalah mengenai
lapangan terbang, dan berbagai sumber lainnya.Untuk pengolahan
bahan-bahan tersebut telah digunakan metode-metode:
1.
Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang
bersifat umum kemudian dari hal-hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan
yang khusus.
2.
Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang
bersifat khusus kemudian dari hal-hal yang bersifat khusus ini ditarik
kesimpulan yang umum.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa inggris disebut runway.
Gambar. Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogota, D.C.
B. PENAMAAN
Nama landas pacu diambil dari arahnya
dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang
mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu
bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas
pacu 09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama,
akan diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center,
dan Right (kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir.
Contoh: landas pacu 02R/20L.
C. TEKNIS
Pada umumnya landasan pacu memiliki
lapisan aspal "hotmix" dengan
identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis
garis yang mirip dengan "zebra
cross" pada ujung
ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan
yang menunjukkan saat saat pesawat harustouch down (roda
roda menyentuh landasan saat mendarat) serta take off (melandas).
Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan
untuk touch downatau take off digunakan
lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari
melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan
mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan api
padanozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan
yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan
Tobago, jadi tidak menggunakan
aspal hasil olahan minyak
bumi, yang mudah
mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari
semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan
lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan
raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya
tetap kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan
yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat
membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung
ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi yang digunakan
untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan penerbangan malam
hari.
Landas pacu bandara perintis memiliki
konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan bandara bandara komersial terlebih
lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip.
Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan
untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas
marston (lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan
seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini
digunakan pada masa Perang
Dunia II untuk
kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada
suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara di sekitarnya. Di daerah
gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang digunakan lebih panjang
daripada yang umum digunakan di bandara -bandara bahkan bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih
rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
Landasan tertentu dilengkapi dengan
kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester cable) bahkan pelontar
pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan
pada kapal induk.
D. PEMELIHARAAN
Landas pacu pada setiap bandara umumnya
dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan
membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing
tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu
umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke dalam
mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas
landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada
tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar
dan jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat.
Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap
bandara komersial bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi
lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara
tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor
untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula, setiap landasan
dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan
sisa sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak
dibersihkan juga dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
E. KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU
Banyak Macam
konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari konfigurasi
dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a.
Landasan Pacu Tunggal
b.
Landasan Pacu Pararel
c.
Landasan Pacu Jalur Ganda
d.
Landasan Pacu Silang
e.
Landasan Pacu V Terbuka
Ø Landas Pacu
Tunggal (Single Runway)
Konfigurasi landas
pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian besar lapangan terbang di
Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas landasan pacu tunggal dalam
kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam, sedangkan
dalam kondisi IFR (Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50
gerakan tergantung kepada komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu
Navigasi.
Ø Landas Pacu
Parallel (Parallel Runways)
Konfigurasi
landas pacu ini memungkinkan peningkatan kapasitas; semakin banyak jumlah
landas pacu semakin besar kapasitas bandar udara yang bersangkutan. Kapasitas
landasn sejajar terutama tergantung kepada jumlah landasan dan
pemisahan/penjarakan antara dua landasan. Penjarakan landasan dibagi menjadi
tiga:
1. Berdekatan (close)
mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan terbang pesawat transport), minimum 1067
dalam kondisi IFR.
2. Landasan sejajar
menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107 m – 1524 m.
3. Landasan sejajar
jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.
Ø Landas Pacu Jalur
Garda (Dual Lane Runway)
Konfigurasi
landas pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling berdekatan
dengan landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu untuk kedatangan
yaitu yang terjauh dari bangunan terminal dan yang terdekat dengan bangunan
terminal untuk pemberangkatan.
Ø Landas Pacu Silang
(Intersecting Runways)
Konfigurasi
landas pacu ini terdiri dari dua atau lebih landas pacu yang berbeda arah satu
dari yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk mengatasi arah angin
yang bertiup lebih dari satu arah dan berdampak pada angin samping (cross
winds) yang kuat jika menghandalkan satu.
Ø Landas Pacu
V-Terbuka (Open-V Runways)
Konfigurasi
landas pacu memberi manfaat hampir sama dengan jenis intersecting
runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah) hanya saja jika
tiupan angin tidak terlalu kuat, kedua landas pacu dapat digunakan
bersama-sama.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh
pesawat terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau
rumput. Dalam bahasa inggris disebut runway.
Nama
landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh:
36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan
pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.
Landas
pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan
benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam
dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).
Banyak Macam
konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari konfigurasi
dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a.
Landasan Pacu Tunggal
b.
Landasan Pacu Pararel
c.
Landasan Pacu Jalur Ganda
d.
Landasan Pacu Silang
e.
Landasan Pacu V Terbuka
B. SARAN
Adapun saran penulis adalah agar Makalah
ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Basuki Heru. 1986. Meranacang, Merencana
Lapanagn Terbang.Bandung: PT. Alumni